Muncul dan Berkembangnya Agama Hindu-Budha
STANDAR KOMPETENSI
Menganalisis
perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional
KOMPETENSI DASAR
Menganalisis
pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha terhadap masyarakat di
berbagai daerah di Indonesia
INDIKATOR
1. Memerinci kemunculan, perkembangan,
kemunduran agama Hindu di India
2. Memerinci kemunculan, perkembangan,
kemunduran agama Budha di India
3. Menganalisis kehidupan Sang Budha dan
kemunculan agama Budha melalui film "Life of Budha"
4. Menelaah persamaan dan perbedaan agama
Hindu-Budha
5. Menganalisis teori-teori tentang proses masuk
dan berkembangnya agama Hindu-Budha di Indonesia
6. Membuat paper mengenai perkembangan agama
Hindu-Budha pada salah satu daerah di Indonesia
APRESEPSI
DAN MOTIVASI
Apa yang terlintas
di benak anda, ketika kita berbicara mengenai agama Hindu?
Bagaiman juga ketika
kita berbicara mengenai agama Budha?
Mungkin sebagian
besar jawaban dari kalian ketika berbicara mengenai Hindu yang terlintas adalah
kata Pulau Bali. Hal tersebut sangatlah wajar sebab Pulau Bali memang
satu-satunya Pulau yang mayoritas penduduknya beragama Hindu sehingga segala
sesuatu mengenai agama Hindu dengan berbagai upacara ritualnya dapat kita
saksikan di pulau tersebut. Tapi bagaimana kemudian agama Hindu tersebut dapat
dikenal oleh penduduk Bali pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada
umumnya? Serta mengapa di Indonesia banyak terdapat candi-candi? apakah
fungsinya?
Pada pembelajaran
kali ini kita akan mencari tau lebih lanjut mengenai proses masuknya agama
Hindu dan Budha ke Indonesia. Tetapi terlebih dahulu kita akan mencari tau
proses kemunculan agama Hindu dan Budha di India serta konsep kedua agama
tersebut. Selanjutnya baru kita akan mencari tau proses masuk dan berkembang
kedua agama tersebut di Indonesia.
A. MUNCUL dan
BERKEMBANGNYA AGAMA HINDU di INDIA
KEGIATAN 1
Dari manakah asal munculnya agama Hindu?
Tunjukkan letak tempat tersebut pada peta Asia yang telah disediakan!
India merupakan
daerah tempat awal pertumbuh dan perkemberkembangan agama dan budaya Hindu dan
Budha. Dari tempat tersebut mulai menyebarkan agama Hindu-Budha ke tempat lain
di dunia.
1. MUNCULNYA AGAMA
HINDU
Kemunculan Agama Hindu tidak dapat
lepas dari peradaban lembah Sungai Indus,
di India. Agama Hindu muncul bersamaan dengan kedatangan bangsa Aria (cirinya
kulit putih, badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa
(Peradaban Lembah Sungai Indus) melalui celah Kaiber (Kaiber Pass) pada 2000-1500
SM dan mendesak bangsa Dravida
(berhidung pesek, kulit gelap) dan bangsa Munda
sebagai suku bangsa asli yang telah mendiami daerah tersebut. Bangsa Dravida
disebut juga Anasah yang berarti
berhidung pesek dan Dasa yang berarti
raksasa. Bangsa Aria sendiri termasuk dalam ras Indo Jerman. Awalnya bangsa Aria bermatapencaharian sebagai
peternak kemudian setelah menetap mereka hidup bercocok tanam. Bangsa Aria
merasa ras mereka yang tertinggi sehingga tidak mau bercampur dengan bangsa
Dravida sehingga bangsa Dravida menyingkir ke selatan Pegunungan Vindhya.
Orang Aria mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa (Polytheisme), dan kepercayaan bangsa
Aria tersebut berbaur dengan kepercayaan asli bangsa Dravida yang masih memuja
roh nenek moyang. Berkembanglah Agama Hindu yang merupakan sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan dan kepercayaan bangsa
Aria dan bangsa Dravida. Terjadi perpaduan antara budaya Arya dan Dravida yang
disebut Kebudayaan Hindu
(Hinduisme). Istilah Hindu diperoleh dari nama daerah asal penyebaran agama
Hindu yaitu di Lembah Sungai Indus/
Sungai Shindu/ Hindustan sehingga disebut kebudayaan Hindu yang selanjutnya menjadi
agama Hindu. Daerah perkembangan pertama agama Hindu adalah di lembah Sungai
Gangga, yang disebut Aryavarta
(Negeri bangsa Arya) dan Hindustan
(tanah milik bangsa Hindu).
2. PERKEMBANGAN AGAMA HINDU
DEWA
Bangsa
Arya merupakan bangsa yang percaya dan memuja banyak dewa (Polytheisme). Bagi mereka, tiap-tiap dewa merupakan lambang
kekuatan terhadap alam sehingga perlu disembah/ dipuja dan dihormati. Contoh
dewa dalam kepercayaan bangsa Arya adalah sebagai berikut.
Pretivi sebagai dewa Bumi
Surya sebagai Dewa Matahari
Vayu sebagai Dewa Angin
Varuna sebagai Dewa Laut
Agni sebagai Dewa Api,
dsb.
Budaya
bangsa Arya tersebut bercampur dengan budaya bangsa Dravida yang memuja roh
nenek moyang menghasilkan budaya Hindu. Dimana dalam budaya Hindu dikenal
pemujaan terhadap Tri Murti yang
merupakan 3 dewa utama dalam budaya Hindu. Tri Murti tersebut meliputi :
Brahma sebagai dewa pencipta segala sesuatu.
Wisnu sebagai dewa pemelihara alam
Siwa sebagai dewa perusak
Budaya Hindu tersebut lama-lama semakin berkembang dan
dipercaya masyarakat dan untuk selanjutnya dikenal dengan sebutan agama Hindu.
KEGIATAN 2
Diskusikan dan carilah informasi lebih lanjut melalui
media internet.
Mengapa aliran agama
Hindu di Indonesia bercorak Hindu Siwa?
KITAB SUCI
Pemujaan terhadap para dewa-dewa dalam
budaya Hindu dipimpin oleh golongan pendeta/Brahmana. Ajaran ritual yang
dijadikan pedoman untuk melaksanakan upacara keagamaan yang ditulis oleh para
Brahmana disebut kitab Veda/Weda yang
berarti pengetahuan tentang agama. Kitab Veda/Weda
sendiri terdiri dari 4 bagian, yaitu:
·
Reg Veda,
berisi tentang
ajaran-ajaran Hindu, merupakan kitab tertua (1500-900 SM) kira-kira muncul saat
bangsa Aria ada di Punjab.
·
Yajur Veda,
berisi doa-doa
yang dibacakan waktu diselenggarakan upacara agama, lahir saat bangsa Aria
menguasai daerah Gangga Tengah.
·
Sama Veda,
berisi
nyanyian puji-pujian yang wajib dinyanyikan saat diselenggarakan upacara agama.
·
Atharwa Veda,
berisi kumpulan
mantera-mantera gaib, doa-doa untuk menyembuhkan penyakit. Doa/mantra muncul
saat bangsa Arya menguasai Gangga Hilir.
Selain itu terdapat kitab-kitab sebagai berikut.
ü Kitab Brahmanas berisi pedoman ritual keagamaan bagi para Brahmana.
Kitab Brahmana merupakan tafsir dari kitab Weda
ü Upanishad berisi khotbah-khotbah gaib. Kitab Upanisad berisi
ajaran tentang cara-cara menghindarkan
diri dari samsara.
ü Aranyakas berisi kitab untuk para pertapa.
Di dalam ajaran
Hindu juga dikenal istilah Om yang merupakan simbol agama Hindu
dan jika diucapkan secara sangat sakral sama saja dengan berdoa itu sendiri.
SISTEM KASTA
Kehidupan masyarakat
Hindu diatur berdasarkan Kitab Reg-Vega.
Menurut kitab Reg-Vega terdapat
sistem kemasyarakatan sebagai berikut.

Mereka
adalah masyarakat yang bermata pencaharian sebagai peternak dan petani. Selain
itu para penenun, pembuatan barang
keramik dan ahli dalam pertukangan.

Kepala
pemerintahan tertinggi, raja yang berkuasa turun temurun. Selain itu para
pembantu raja yaitu dewan tertua dan kaum Brahmana.

1.
Brahmana,
Merupakan golongan yang bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan. Kasta
ini ada pada posisi paling penting dan punya peranan yang sangat besar bagi
berjalannya pemerintahan. Mereka adalah orang yang paling mengerti mengenai
seluk beluk agama Hindu, serta menjadi penasehat raja. Yang termasuk dari kasta
Brahmana adalah para pendeta.
2.
Ksatria,
Merupakan golongan yang berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk
pertahanan Negara. Kasta ini memiliki kedudukan yang penting dalam
pemerintahan, punya banyak hak tetapi tidak memiliki kewajiban untuk membayar
pajak, memberikan persembahan, dsb. Yang termasuk dalam kasta ini adalah para
bangsawan, raja dan keluarganya, para pejabat pemerintah.
3.
Waisya,
Merupakan golongan yang bertugas berdagang, bertani, dan berternak. Mereka
yang tergolong dalam kasta ini adalah para pedagang besar (saudagar), para
pengusaha. Dalam golongan masyarakat biasa kasta ini cukup memiliki peran
penting.
4.
Sudra,
Merupakan golongan yang bertugas sebagai petani/ peternak, para pekerja/
buruh/budak. Mereka yang termasuk dalam golongan ini adalah para pekerja kasar.
Mereka mempunyai banyak kewajiban terutama wajib kerja tetapi keberadaannya
kurang diperhatikan.
Pembagian kasta
muncul sebagai upaya pemurnian terhadap
keturunan bangsa Aria sehingga dilakukan pelapisan yang bersumber pada
ajaran agama. Pelapisan tersebut dikenal dengan Caturwangsa/Caturwarna, yang berarti empat keturunan/ empat kasta.
Pembagian kasta tersebut didasarkan pada keturunan. Karena dalam konsep Hindu
sesorang hanya dapat terlahir sebagai
Hindu bukan menjadi Hindu.
Di luar keempat
sistem kasta tersebut terdapat kasta Paria
(kasta kaum terbuang) terdiri dari pengemis dan gelandangan. Karena dalam
konsep Hindu sejak lahir orang telah ditentukan kastanya maka perkawinan antar
kasta dilarang dan jika terjadi dikeluarkan dari kasta dan masuk dalam golongan
kaum Paria. Paria disebut juga Hariyan
dan merupakan mayoritas penduduk India seperti bangsa Dravida.
KEGIATAN 3
Diskusikan dan carilah informasi lebih lanjut melalui
media internet.
Bagaimana
perkembangan sistem kasta tersebut apakah setiap negara termasuk Indonesia
menerapkan aturan sistem kasta tersebut seperti di India?
3.
3. KEMUNDURAN
AGAMA HINDU
Pada abad ke 6 SM
agama Hindu mengalami kemunduran (kemunduran bukan berarti hilang sama sekali)
disebabkan oleh faktor-faktor, yaitu:
1.
Kaum Brahmana
terlalu memonopoli upacara keagamaan.
Masyarakat
umum tidak tahu mengenai seluk beluk (detail) agama Hindu hanya pendetalah yang
tahu karena mereka yang menguasai bahasa Sansekerta (bahasa yang digunakan
dalam kitan suci Weda). Hal ini menyebabkan muncul rasa anti agama sebab
seakan-akan agama Hindu hanya untuk kaum brahmana atau paling tidak kasta
ksatria tapi untuk rakyat biasa tidak akan memberikan pengaruh baik.
2.
Adanya sistem kasta
dalam agama Hindu
Sistem
kasta dalam agama Hindu membedakan derajat dan martabat manusia berdasarkan
kelahirannya. Golongan Brahmana berada pada kasta tertinggi sementara
Masyarakat biasa terutama Sudra berada pada kasta terendah yang dibebankan
kewajiban yang berat. Karena kedudukannya tertinggi maka tak jarang kaum
pendeta bertindak sewenang-wenang.
3. Timbul golongan
yang berusaha mencari jalan sendiri untuk mencapai hidup abadi yang sejati.
Golongan tersebut disebut golongan Buddha yang dihimpun oleh Sidharta.
B. MUNCUL dan
BERKEMBANGNYA AGAMA BUDHA di INDIA
KEGIATAN 4
Saksikanlah film “The Life
of Budha” dan buatlah analisis mengenai film tersebut !
Kerjakan analisis dalam kelompok kecil,
masing-masing kelompok terdiri dari 2 orang. Analisis dikumpulkan pada
pertemuan selanjutnya dalam bentuk print out. Tugas ini akan digunakan sebagai
nilai Tagihan.
1. MUNCULNYA AGAMA BUDHA
Agama
Budha tumbuh di India tepatnya bagian Timur Laut. Muncul sekitar 525
SM.
Agama Budha muncul dan dikenalkan oleh Sidharta (semua
harapan dikabulkan). Agama Budha muncul disebabkan karena :
·
Sidharta melihat adanya
dominasi golongan Brahmana atas ajaran dan ritual keagamaan dalam masyarakat
India. Lagipula hanya kaum brahmana yang menguasai kitab suci Weda sementara
kasta lain tau mengenai ajaran Hindu dari Brahmana tanpa boleh mempelajari
langsung ajaran Hindu. Dalam kegiatan pemerintahan pun Brahmana turut campur
tangan.
·
Sidharta memandang bahwa
adanya sistem kasta dalam agama Hindu dapat memecah belah masyarakat, bahkan
sistem kasta dianggap membedakan derajat dan martabat manusia berdasarkan
kelahiran. Padahal setiap manusia itu sama kedudukannya.
Itulah fenomena yang ada di lingkungannya sementara itu satu hal yang
membuat Sidharta akhirnya berusaha untuk menentang adat dan tradisi yang ada
adalah karena beliau melihat adanya kenyataan hidup bahwa manusia akan tua,
sakit, mati, dan hidup miskin yang intinya bahwa bagi Sidharta kehidupan adalah
suatu “PENDERITAAN”. Oleh karena itu manusia harus dapat menghindarkan diri
dari penderitaan (samsara), dan demi mencari cara atau jalan untuk membebaskan
diri dari penderitaan guna mencapai kesempurnaan maka beliau meninggalkan
istana dengan segala kemewahannya melakukan meditasi tepatnya di bawah pohon
Bodhi di daerah Bodh Gaya. Dalam meditasinya tersebut akhirnya Sidharta
memperoleh penerangan agung dan saat itulah terlahir/ tercipta agama Budha.
Agama Budha lahir sebagai upaya pengolahan
pemikiran dan pengolahan diri Sidharta
sehingga menemukan cara yang terbaik bagi manusia agar dapat terbebas dari
penderitaan di dunia sehingga dapat mencapai
kesempuirnaan (nirwana) dan berharap tidak akan terlahir kembali di dunia untuk
merasakan penderitaan yang sama.
Menurut agama Budha kesempurnaan (Nirwana) dapat dicapai oleh setiap orang
tanpa harus melalui bantuan pendeta/ kaum Brahmana berbeda dengan ajaran Hindu
dimana hanya pendeta yang dapat membuat orang mencapai kesempurnaan.
Dalam Budha, setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk
mencapai kesempurnaan tersebut asalkan ia mampu mengendalikan dirinya sehingga
terbebas dari samsara 9kesengsaraan).
Sidharta Gautama dikenal sebagai Budha atau seseorang yang telah mendapat
pencerahan. Sidharta artinya orang
yang mencapai tujuan. Sidharta disebut juga Budha Gautama yang berarti orang yang menerima bodhi.
KOTA SUCI
Ada 4
tempat yang dianggap suci oleh umat Budha karena berhubungan dengan kehidupan
Sidharta. Keempat tempat tersebut adalah sebagai berikut :
1) Taman Lumbini di Kapilawastu sebagai
tempat kelahiran Sidharta (563 SM). Sementara itu masa kecil Sidharta di
lewatkan di daerah Kapilawastu tersebut.
2) Bodh Gaya sebagai tempat Sidharta
menerima penerangan agung.
3) Benares (Taman Rusa) sebagai
tempat Sidharta pertama kali mengajarkan ajarannya.
4) Kusinegara merupakan tempat wafat
Sidharta (482 SM)
Peristiwa
kelahiran, menerima penerangan agung dan kematian Sidharta terjadi pada tanggal
yang bersamaan yaitu waktu bulan purnama pada bulan Mei. Sehingga ketiga
peristiwa tersebut dirayakan umat Budha sebagai Triwaisak.
KEGIATAN 5
Carilah informasi dan
amatilah mengenai kegiatan umat Budha ketika melakukan upacara ritual Tri Suci
Waisak baik melalui media massa, internet, maupun wawancara dengan pemuka agama
Budha.
Selanjutkan sharingkan hasil informasimu tersebut
pada teman terutama mereka yang menganut kepercayaan lain sehingga dapat saling
menghargai agama dan kepercayaan masing-masing.
2. PERKEMBANGAN AGAMA BUDHA
Ajaran dari Sang Budha terus diajarkan dan disebarkan di
India mencapai puncaknya kejayaannya pada masa pemerintahan raja Ashoka dari
Dinasti Maurya. Ia mampu menjadikan ¾ wilayah India menganut agama Budha dan Ia
menetapkan agama Budha sebagai agama resmi negara. Perkembang agama Budha saat
itu cepat serta dapat diterima masyarakat India. Selain faktor utama ini
terdapat juga faktor pendukung diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Penyebaran agama Budha dilakukan dengan mengunakan bahasa rakyat
sehari-hari seperti bahasa Prakrit, dan bukan bahasa Sansekerta
yang hanya dikuasai dan dimengerti oleh kaum Brahmana.
2. Ajaran agama Budha dapat diterima/ dianut dan disebarkan pada siapapun
tidak hanya pada golongan tertentu sehingga dapat disebut ajaran Sidharta ini
bersifat non-eksklusif.
3. Dalam agama Budha tidak dikenal adanya sistem kasta sebab sistem ini
dipandang akan membedakan masyarakat atas harkat dan martabatnya. Sehingga
dalam Budha laki-laki ataupun perempuan, miskin atupun kaya sama saja semuanya
punya hak yang sama dalam kehidupan ini.
KITAB SUCI
Ajaran agama Budha dibukukan dalam kitab Tripitaka (dari bahasa Sansekerta Tri artinya tiga dan pitaka artinya keranjang). Kitab
Tripitaka terdiri atas 3 kumpulan tulisan, yaitu :
1)
Sutta (Suttanata) Pitaka
berisi kumpulan khotbah,
pokok-pokok atau dasar ajaran sang Buddha
2)
Vinaya Pitaka
berisi kodefikasi aturan-aturan yang berkenaan dengan kehidupan
pendeta atau segala macam peraturan dan hukum yang menentukan cara hidup para
pemeluknya.
3)
Abhidharma Pitaka
berisi filosofi (falsafah
agama), psikologi, klasifikasi, dan sistematisasi doktrin
AJARAN SANG BUDHA
Sang Budha mengajarkan 4 kenyataan dalam hidup, yaitu bahwa:
- Hidup merupakan samsara
- Samsara disebabkan oleh nafsu yang menguasai manusia
- Samsara dapat dihilangkan dengan menghilangkan nafsu
- Untuk menghilangkan nafsu, ditempuh delapan jalur kebenaran.
Delapan Jalan Kebenaran :
- Mempunyai pandangan yang benar - Punya penghidupan yang benar
- Mempunyai niat yang benar - Berusaha yang benar
- Berbicara yang benar - Memperhatikan hal-hal yang
benar
- Berbuat yang benar - Bersemadi yang benar
Tiga Kebaktian (Tri Dharma
)dalam agama Budha :
- Berbakti kepada Sang Budha
- Berbakti kepada ajaran-ajarannya
- Berbakti kepada Sanggha (jemaat Perkumpulan)
Tridharma jika diucapkan oleh seseorang yang mau masuk agama budha adalah
sebagai berikut.
- Saya mencari perlindungan pada Budha
- Saya mencari perlindungan pada Dharma
- Saya mencari perlindungan pada Sanggha
Selain Tridarma dalam agama Budha dikenal juga Triratna yang berarti tiga mutiara, terdiri dari Budha, Dharma,
dan Sanggha.
Budha, yaitu Sidharta yang telah dianggap sebagai dewa
Dharma, yaitu kewajiban yang harus ditaati oleh umat
Buddha.
Sanggha, yaitu aturan/ perkumpulan dalam agama Budha
3. KEMUNDURAN AGAMA BUDHA
Agama Budha di India lama-lama
mengalami kemunduran disebabkan karena :
1. Setelah
Asoka wafat (232 SM) tidak ada raja yang mau melindungi dan mengembangkan agama
Budha di India.
2. Agama Hindu berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahannya sehingga
pengikutnya bertambah banyak.
3. Timbul perpecahan dalam menyampaikan ajaran Sang Budha sehingga menyebabkan
muncul aliran Budha Mahayana dan Budha Hinayana.
PERPECAHAN dalam AJARAN SANG BUDHA
Setelah 100 tahun wafatnya Sang Budha timbul
bermacam-macam penafsiran terhadap hakikat ajaran Budha. Perpecahan dalam agama
Budha terjadi karena masing-masing mempunyai pandangan/ aliran sendiri.
Diantaranya aliran yang terkenal yaitu Hinayana dan Mahayana.
1. Hinayana artinya kendaraan kecil. Menurut aliran ini tiap orang wajib berusaha
sendiri untuk mencapai nirwana. Untuk mencapai Nirwana sangat tergantung pada
usaha diri melakukan meditasi. Hinayana,
lebih tertutup hanya mengejar pembebasan bagi diri sendiri. Yang berhak menjadi
Sanggha adalah para biksu dan biksuni yang berada di Wihara. Ajarannya lebih
mendekati Budha semula. Pengikutnya
sebagian besar berada di daerah Srilanka, Myanmar (Birma), dan Muangtai.
2. Mahayana artinya kendaraan besar. Mahayana,
sifatnya terbuka. Penganut aliran ini mengajarkan pembebasan bagi diri sendiri
serta bermisi pembebasan bagi orang lain. Setiap orang berhak menjadi Sanggha
sejauh sanggup menjalankan ajaran dan petunjuk sang Budha. Jadi aliran Mahayana
mengajarkan untuk mencapai Nirwana setiap orang harus mengembangkan
kebijaksanaan dan sifat welas asih (belas kasih). Setiap manusia berusaha hidup
bersama/ membantu setiap orang lain dalam mencapai Nirwana. Ajarannya sudah
berbeda dengan ajaran Budha semula. Para pengikutnya
sebagian besar ada di daerah Indonesia, Jepang, Cina, dan Tibet.
C. PERSAMAAN dan PERBEDAAN AGAMA HINDU-BUDHA
KEGIATAN 6
Setelah
mempelajari mengenai proses kemunculan serta konsep-konsep dasar dalam ajaran
Hindu dan Budha maka diskusikan dengan kelompokmu masing-masing kelompok
terdiri dari 4 orang pertanyaan berikut.
Apakah persamaan dan perbedaan antara
agama Hindu dan Budha!
Persamaan Hindu dan Budha :
Ø Sama-sama tumbuh dan berkembang di India
Ø Selalu berusaha untuk meletakkan dasar-dasar ajaran kebenaran dalam
kehidupan manusia di dunia ini. Diarahkan pada tindakan-tindakan yang
dibenarkan oleh agama.
Ø Tujuan untuk menyelamatkan umat manusia dari rasa kegelapan/ mengantarkan
umat manusia untuk dapat mencapai tujuan hidupnya yaitu kesempurnaan.
Perbedaan Hindu dan Budha :
HINDU
|
BUDHA
|
Muncul sebagai perpaduan budaya bangsa Aria dan bangsa
Dravida
|
Muncul sebagai hasil pemikiran dan pencerahan yang diperoleh
Sidharta dalam rangka mencari jalan lain menuju kesempurnaan(nirwana)
|
Kitab sucinya, WEDA
|
Kitab Sucinya, TRIPITAKA
|
Mengakui 3 dewa tertinggi yang disebut Trimurti
|
Mengakui Sidharta Gautama sebagai guru besar/ pemimpin
agama Budha
|
Kehidupan masyarakat dikelompokkan menjadi 4 golongan
yang disebut Kasta (kedudukan seseorang dalam masyarakat diterima secara
turun-temurun/didasarkan pada keturunan).
|
Tidak diakui adanya kasta dan memandang kedudukan
seseorang dalam masyarakat adalah sama.
|
Adanya pembedaan harkat dan martabat/hak dan kewajiban
seseorang
|
Tidak mengenal pembagian hak antara pria dan wanita
|
Agama Hindu hanya dapat dipelajari oleh kaum
pendeta/Brahmana dan disebarkan/ diajarkan pada golongan tertentu sehingga
sering disebut agamanya kaum brahmana.
|
Agama Budha dapat dipelajari dan diterima oleh semua
orang tanpa memandang kasta
|
Agama Hindu hanya bisa dipelajari dengan menggunakan
bahasa Sansekerta
|
Agama Budha disebarkan pada rakyat dengan menggunakan
bahasa rakyat sehari-hari, seperti bahasa Prakrit
|
Kesempurnaan (Nirwana) hanya dapat dicapai dengan
bantuan/bimbingan pendeta
|
Setiap orang dapat mencapai kesempurnaan dengan usaha
sendiri yaitu dengan meditasi
|
Seorang terlahir sebagai Hindu bukan menjadi Hindu
sehingga kehidupan telah ditentukan sejak lahir.
|
Kehidupannya ditentukan oleh darma baik yang berhasil
dilakukan semasa hidup
|
Mengenal adanya kelahiran kembali setelah kematian
(reinkarnasi)
|
Tidak menenal reinkarnasi tetapi mengenal karma
|
Dibenarkan untuk mengadakan upacara korban
|
Tidak dibenarkan
mengadakan upacara korban
|
D. MASUKNYA AGAMA HINDU dan BUDHA DI INDONESIA
Persebaran agama dan budaya Hindu-Budha dari India ke Indonesia melalui
jalur lalu lintas perdagangan dan pelayanan. Sejak awal abad 1 M Indonesia
telah menjalin hubungan dagang dengan negara lain. Hal ini, dikarenakan letak
geografis Indonesia yang sangat strategis sehingga memungkinkan hubungan dagang
dengan negara lain. Pelayaran di Indonesia awalnya dilakukan hanya sebagai lalu
lintas utama penghubung antarpulau tetapi kemudian hal tersebut mendorong
adanya aktivitas perdagangan. Pelayaran perdagangan tersebut akhirnya dilakukan
bukan hanya di Indonesia saja. Hal ini disebabkan karena :
·
Setelah ditemukan jalur
melalui laut antara Romawi dan Cina maka perlayaran dan perdagangan Asia
semakin ramai. Sehingga wilayah yang dilalui jalur perlayaran dan perdagangan
tersebut ikut aktif dalam perdagangan. Indonesia sebagai wilayah yang strategis
menjalin hubungan dengan Cina dan India. Wilayah Indonesia yang berada di
sebelah Timur India menyebabkan para pelaut India lebih mudah mencapai
Indonesia dan terbentuklah perdagangan antara India dan Indonesia.
·
Didukung adanya pola angin
musim yang berubah arah setiap 6 bulan.
·
Didukung adanya perluasan
kekuasaan kerajaan Cina yang membawa kekuasaannya ke Asia Tenggara mendorong
timbul perdagangan maritim di Asia Barat ke Cina Selatan melalui Indonesia.
Perdagangan di Asia Barat didukung oleh para pedagang India.
·
Barang perdagangan: emas,
kayu cendana, rempah-rempah, kayu wangi, kapur barus, dan kemenyan dari India
sampai Indonesia.
Melalui perdagangan tersebut berkembanglah kebudayaan Asing termasuk India
serta Agama Hindu dan Budha yang dianut oleh sebagian besar pedagang India.
Agama tersebutlah yang kemudian dianut oleh raja-raja di Indonesia yang
selanjutnya mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat di Indonesia.
KEGIATAN 7
Diskusikan dengan teman
kelompokmu (tiap kelompok 6 orang)!
Bagaimana pendapat para ahli mengenai proses masuk dan berkembangnya agama
Hindu dan Budha di Indonesia!
Rambu-rambu diskusi meliputi :
Nama teori, tokoh yang
mengemukakan, teori yang dikemukakan, alasan yang memperkuat teorinya, Bantahan
terhadap teori tersebut.
Teori Masuk dan berkembangnya Agama Hindu di Indonesia
Terdapat beberapa teori mengenai siapakah yang membawa masuk dan
mengembangkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Teori-teori tersebut
antara lain:
1.
Teori Sudra (dikemukakan oleh Van Feber)
Inti dari teori ini adalah
bahwa masuk dan berkembangnya agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang
India yang berkasta Sudra.
Alasan dari Van Feber
menyampaikan teori ini adalah bahwa :
Ø Orang India berkasta Sudra (pekerja kasar) menginginkan kehidupan yang lebih baik daripada mereka tinggal
menetap di India sebagai pekerja kasar bahkan tak jarang mereka dijadikan
sebagai budak para majikan sehingga mereka pergi ke daerah lain bahkan ada yang
sampai ke Indonesia.
Ø Orang berkasta sudra yang berada pada kasta terendah di India tidak jarang
dianggap sebagai orang buangan sehingga mereka meninggalkan daerahnya pergi ke
daerah lain bahkan keluar dari India hingga ada yang sampai ke Indonesia agar mereka mendapat kedudukan yang lebih baik
dan lebih dihargai.
Bantahan ahli terhadap
teori ini adalah sebagai berikut.
§ Golongan Sudra tidak menguasai seluk beluk ajaran agama Hindu sebab mereka
tidak menguasai bahasa Sansekerta yang digunakan dalam Kitab Suci Weda (terdapat aturan dan ajaran agama Hindu).
Terlebih tidak sembarang orang dapat menyentuhnya, membaca dan mengetahui
isinya.
§ Tujuan utama golongan Sudra meninggalkan India adalah untuk mendapat
penghidupan dan kedudukan yang lebih baik (memperbaiki keadaan/kondisi mereka).
Sehingga jika mereka ke tempat lain pasti hanya untuk mewujudkan tujuan utama
mereka bukan untuk menyebarkan agama Hindu.
§ Dalam sistem kasta posisi kaum sudra ada pada kasta terendah sehingga tidak
mungkin mereka mau menyebarkan agama Hindu yang merupakan milik kaum brahmana, kasta diatasnya. Jika mereka
menyebarkan agama Hindu berarti akan lebih mengagungkan posisi kasta brahmana,
kasta yang telah menempatkan mereka pada kasta terendah.
2.
Teori Waisya (dikemukakan oleh NJ.Krom)
Inti dari teori ini yaitu
bahwa masuk dan berkembangnya agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang India
berkasta Waisya yaitu golongan pedagang.
Mereka datang dan berperan
sebagai penyebar agama Hindu ke Indonesia. Seperti bangsa Gujarat yang menjadi
pedagang pada zaman Islam atau bangsa Barat pada zaman modern.
Menurut NJ.Krom ada 2
kemungkinan Agama Hindu disebarkan oleh pedagang:
Ø Para pedagang dari India melakukan perdagangan dan akhirnya sampai ke
Indonesia memang hanya untuk berdagang. Melalui interaksi perdagangan itulah
agama Hindu disebarkan pada rakyat Indonesia.
Ø Para pedagang dari India yang singgah di Indonesia kemudian mendirikan
pemukiman sembari menunggu angin musim yang baik untuk membawa mereka kembali
ke India. Merekapun akan berinteraksi dengan penduduk sekitar dan menyebarkan
agama pada penduduk lokal Indonesia. Selanjutnya jika ada yang tertarik dengan
penduduk setempat dan memutuskan untuk menikah serta berketurunan maka melalui
keturunan inilah agama Hindu disebarkan ke masyarakat sekitar.
Faktor yang memperkuat
teori dari NJ. Krom adalah bahwa:
Ø Teori ini mudah diterima oleh akal sebab dalam kehidupan, faktor ekonomi
menjadi sangat penting dan perdagangan merupakan salah satu bentuk dalam
kegiatan berekonomi. Sehingga melalui kegiatan perdagangan dirasa akan lebih
mudah untuk berhubungan dengan orang dari berbagai daerah.
Ø Adanya bukti yang menunjukkan bahwa terdapat perkampungan para pedagang
India di Indonesia yang disebut Kampung Keling yang terletak di beberapa daerah
di Indonesia seperti di Indonesia bagian Barat (Sumatera)
Bantahan para ahli
terhadap teori ini :
o
Motif mereka datang
sekedar untuk berdagang bukan untuk menyebarkan agama Hindu sehingga hubungan
yang terbentuk antara penduduk setempat bahkan pada raja dengan para saudagar
(pedagang India) hanya seputar perdagangan dan tidak akan membawa perubahan
besar terhadap penyebaran agama Hindu.
o
Mereka lebih banyak
menetap di daerah pantai untuk memudahkan kegiatan perdagangannya. Mereka
datang ke Indonesia untuk berdagang dan jika mereka singgah mungkin hanya
sekedar mencari perbekalan untuk perjalanan mereka selanjutnya atau untuk
menunggu angin yang baik yang akan membawa mereka melanjutkan perjalanan.
Sementara itu kerajaan Hindu di Indonesia lebih banyak terletak di daerah
pedalaman seperti Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Sehingga,
penyebarluasan agama Hindu tidak mungkin dilakukan oleh kaum Waisya yang
menjadi pedagang.
o
Meskipun ada perkampungan
para pedagang India di Indonesia tetapi kedudukan mereka tidak berbeda dengan
rakyat biasa di tempat itu, mereka yang tinggal menetap sebagaian besar
hanyalah pedagang-pedagang keliling sehingga kehidupan ekonomi mereka tidak
jauh berbeda dengan penduduk setempat. Sehingga pengaruh budaya yang mereka
bawa tidaklah membawa perubahan besar dalam tatanegara dan kehidupan keagamaan
masyarakat setempat.
o
Kaum Waisya tidak
mempunyai tugas untuk menyebarkan agama Hindu sebab yang bertugas menyebarkan
agama Hindu adalah Brahmana. Lagi pula para pedagang tidak menguasai secara
mendalam ajaran agama Hindu dikarenakan mereka tidak memahami bahasa Sansekerta
sebagai pedoman untuk membaca kitab suci Weda.
o
Tulisan dalam prasasti dan
bangunan keagamaan Hindu yang ditemukan di Indonesia berasal dari bahasa
Sansekerta yang hanya digunakan oleh Kaum Brahmana dalam kitab-kitab Weda dan
upacara keagamaan.
3.
Teori Ksatria (dikemukakan oleh FDK Bosch)
Inti dari teori ini adalah
bahwa golongan bangsawan/ksatria dari India yang membawa masuk dan menyebarkan
agama Hindu di Indonesia.
Menurut FDK Bosch ada 3
alasan mengapa Agama Hindu disebarkan oleh bangsawan:
ü Raja dan bagsawan serta ksatria dari India yang kalah perang meninggalkan
daerahnya menuju ke daerah lain termasuk Indonesia. Mereka berusaha menaklukkan
daerah baru di Indonesia dan membentuk pemerintahan baru seperti ketika mereka
di India. Dari situ mereka mulai menanamkan ajaran agama Hindu pada penduduk
setempat.
ü Kekacauan politik di India menyebabkan para ksatria melarikan diri sampai
di Indonesia dan sesampainya di Indonesia mereka membentuk dan mendirikan
koloni (tanah jajahan) dan mulai menyebarkan agama Hindu.
ü Adapula raja dan para bangsawan India yang sengaja datang ke Indonesia
untuk menyerang dan menaklukkan suku-suku di Indonesia. Setelah mereka berhasil
maka akan mendirikan kerajaan dan mulai menyebarkan agama Hindu.
Teori Ksatria sering juga
disebut dengan teori Kolonisasi. Hal
ini disebabkan karena dilakukan penyerbuan dan penklukkan.
Bantahan terhadap teori ini :
·
Tidak mungkin pelarian
ksatria dari India bisa mendapatkan kedudukan mulia sebagai raja di wilayah
lain, sedangkan di Indonesia masa itu, seseorang dapat menjadi pemimpin suatu
wilayah karena dia dirasa mempunyai kemampuan lebih daripada yang lainnya.
Tidak mungkin rakyat menginginkan orang yang telah mengalahkan rakyat di
wilayah itu untuk menjadi raja mereka karena mereka pasti harus hidup dalam
tekanan dari orang yang tidak mereka kenal.
·
Tidak ada bukti yang kuat
baik itu di Indonesia maupun di India bahwa penyerbuan yang dilakukan bertujuan
untuk menyebarkan agama Hindu. Selain itu tidak ada bukti pendudukan atas beberapa daerah di Indonesia
oleh bangsa India yang bertujuan untuk menyebarkan agama. Padahal suatu penaklukkan
pasti akan dicatat sebagai sebuah kemenangan. Memang pernah ada serbuan dari
bangsa India yang terjadi 2 kali dalam waktu singkat oleh kerajaan Colamandala
(raja Rajendra Coaldewa) atas kerajaan Sriwijaya yaitu pada tahun 1023 M dan
1030 M. Meskipun berhasil menawan raja Sriwijaya tetapi serangan tersebut
berhasil dipatahkan/dikalahkan.
·
Jika terjadi kolonisasi
/penaklukkan pasti akan disertai dengan pemindahan segala aspek/unsur budaya
masyarakat India secara murni di Indonesia seperti sistem kasta, tatakota,
pergaulan, bahasa, dsb. Tetapi kehidupan masyarakat di Indonesia tidak
menunjukkan hal yang sama persis (tidak asli) dengan kehidupan masyarakat India
dari sini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi penguasaan secara mendasar pada
segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Budaya Indonesia memiliki peran
yang besar dalam proses pembentukan budaya India-Indonesia sehingga yang tampak
adalah bentuk akulturasi budayanya.
4.
Teori Brahmana (dikemukakan oleh J.C. Van Leur)
Inti dari teori ini adalah
bahwa yang membawa masuk dan menyebarkan agama Hindu di Indonesia adalah kaum
brahmana dari India. Teori ini memang paling mudah diterima.
Menurut J.C. Van Leur
beberapa alasan mengapa Agama Hindu disebarkan oleh brahmana:






Bantahan terhadap teori
ini :
v Mempelajari bahasa Sansekerta merupakan hal yang sangat sulit jadi tidak
mungkin dilakukan oleh raja-raja di Indonesia yang telah mendapat kitab Weda
untuk mengetahui isinya bahkan menyebarkan pada yang lain. Sehingga pasti
memerlukan bimbingan kaum Brahmana dalam mempelajarinya.
v Menurut ajaran Hindu kuno seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi
lautan apalagi meninggalkan tanah airnya. Jika ia melakukan hal tersebut maka
ia akan kehilangan hak akan kastanya. Sehingga mendatangkan para Brahmana ke
Indonesia bukan merupakan hal yang wajar.
KEGIATAN 8
Diskusikan dengan teman
kelompokmu (tiap kelompok 6 orang)!
E.
PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA HINDU dan
BUDHA DI INDONESIA
MASUKNYA
AGAMA HINDU dan BUDHA DI INDONESIA
Dari keempat teori tersebut teori yang paling tepat dan disepakati ahli
mengenai masuknya agama Hindu dan Budha di Indonesia adalah teori Brahmana, yaitu bahwa brahmana/
pendeta dari Indialah yang membawa masuk agama dan budaya Hindu-Budha ke
Indonesia. Istilah pendeta juga digunakan dalam agama Budha.
Adapun prosesnya sebagai berikut.
Masuknya Agama Hindu ke
Indonesia :
Para pendeta dari India mempunyai misi/tugas khusus untuk menyebarkan agama
Hindu, pada akhirnya sampai juga mereka ke Indonesia melalui jalur perdagangan.
Setiba di Indonesia mereka akan melakukan upacara pengembalian kasta agar
mereka memiliki hak untuk menyebarkan ajaran agama. Selanjutnya mereka akan
menemui penguasa lokal (kepala suku). Jika penguasa lokal tersebut tertarik
dengan ajaran Hindu maka para pendeta bisa langsung mengajarkan dan
menyebarkannya. Adapula penguasa lokal yang kemudian dinobatkan jadi raja serta
diHindukan, sehingga jika rajanya beragama Hindu maka akan lebih mudah untuk
menyebarkan agama Hindu di daerahnya.
Proses ini tidak dapat terjadi hanya satu kali langsung diterima tetapi
membutuhkan proses yang lama.
Masuknya Agama Budha ke
Indonesia :
Dalam ajaran agama budha juga terdapat misi khusus untuk menyebarkan agama
Budha, misi tersebut dikenal dengan Dharmadhuta.
Untuk menjalankan misinya tersebut maka pendeta Budha melalui jalur pelayaran
dan perdagangan menuju ke Indonesia. Setibanya di Indonesia mereka akan menemui
raja/ penguasa lokal setempat guna meminta izin untuk menyebarkan agama Budha.
Selanjutnya mereka mulai mengajarkan dan menyebarkan agama Budha, jika pengusa
lokal tertarik dan memutuskan untuk menganut ajaran agama Budha itu akan
menjadi semakin mudah bagi perkembangan agama Budha di daerah tersebut. Jikapun
raja tidak tertarik menganut agama Budha tapi memberi izin pada para pendeta
tersebut untuk menyebarkan agama Budha maka mereka akan mendirikan perkumpulan
umat/ jemaat Budha yang disebut Sangha.
BERKEMBANGNYA AGAMA HINDU
dan BUDHA DI INDONESIA
Dari keempat teori yang ada menurut para ahli tidak ada yang cocok
menyatakan proses perkembangan agama dan budaya Hindu-Budha di Indonesia
sehingga mereka mengemukakan suatu teori baru untuk menjelaskan proses perkembangan agama Hindu-Budha
di Indonesia yaitu Teori Arus Balik.
Teori Arus Balik sepakat bahwa yang membawa masuk agama dan budaya
Hindu-Budha di Indonesia adalah para pendeta India, tetapi yang menyebarkan
agama Hindu-Budha ke rakyat Indonesia bukan para pendeta India melainkan orang
Indonesia yang diutus oleh raja Indonesia untuk mempelajari agama dan budaya
para pendeta India di negara asalnya yaitu India. Setelah utusan tersebut
menguasai ajaran agama maka mereka akan kembali ke Indonesia dan menyampaikan
pada raja. Raja yang telah mendapat laporan selanjutnya akan meminta utusan
tersebut menyebarkan dan mengajarkan pengetahuan yang di peroleh dari India
tersebut pada penduduk/ rakyat kerajaan tersebut. Maka semakin berkembanglah
ajaran agama baik Hindu maupun Budha dan terbentuklah kerajaan yang berciri
baik itu Hindu maupun Budha.
Jadi kesimpulan proses
masuk dan berkembangnya agama dan budaya Hindu-Budha ke Indonesiaadalah sebagai
berikut.
Agama Budha
Agama Budha masuk ke Indonesia dibawa oleh para pendeta didukung dengan
adanya misi Dharmadhuta, kitab suci
agama Budha ditulis dalam bahasa rakyat sehari-hari, serta dalam agama Budha
tidak mengenal sistem kasta. Para pendeta Budha masuk ke Indonesia melalui 2
jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan, yaitu melalui jalan daratan dan
lautan. Jalan darat ditempuh lewat Tibet lalu masuk ke Cina bagian Barat
disebut Jalur Sutra, sedangkan jika
menempuh jalur laut, persebaran agama Budha sampai ke Cina melalui Asia
Tenggara. Selanjutnya sampai ke Indonesia mereka akhirnya bertemu dengan raja
dan keluarganya serta mulai mengajarkan ajaran agama Budha, pada akhirnya
terbentuk jemaat kaum Budha. Bagi mereka yang telah mengetahui ajaran dari
pendeta India tersebut pasti ingin melihat tanah tempat asal agama tersebut
secara langsung yaitu India sehingga mereka pergi ke India dan sekembalinya ke
Indonesia mereka membawa banyak hal baru untuk selanjutnya disampaikan pada
bangsa Indonesia. Unsur India tersebut tidak secara mentah disebarkan
tetapi telah mengalami proses
penggolahan dan penyesuaian. Sehingga ajaran dan budaya Budha yang berkembang
di Indonesia berbeda dengan di India.
Agama Hindu
Para pendeta Hindu memiliki misi untuk menyebarkan agama Hindu dan melalui
jalur perdagangan akhirnya sampai di Indonesia. Selanjutnya mereka akan menemui
penguasa lokal (kepala suku). Jika penguasa lokal tersebut tertarik dengan
ajaran Hindu maka para pendeta bisa langsung mengajarkan dan menyebarkannya.
Dalam ajaran agama Hindu konsepnya adalah seseorang terlahir sebagai Hindu
bukan menjadi Hindu maka untuk menerima ajaran agama Hindu orang Indonesia
harus di-Hindu-kan melalui upacara Vratyastoma
dengan pertimbangan kedudukan sosial/ derajat yang bersangkutan (memberi
kasta). Hubungan India-Indonesia berlanjut dengan adanya upaya para kepala
suku/ raja lokal untuk menyekolahkan anaknya/ utusan khusus ke India guna
belajar budaya India lebih dalam lagi. Setelah kembali ke tanah air mereka
kemudian menyebarkan kebudayaan India yang sudah tinggi. Bahkan tak jarang
mereka mendatangkan para Brahmana India untuk melakukan upacara bagi para
penguasa di Indonesia, seperti upacara Abhiseka,
merupakan upacara untuk mentahbiskan seseorang menjadi raja. Jika di suatu
wilayah rajanya beragama Hindu maka akan memperkuat proses penyebaran agama
Hindu bagi rakyat di daerah tersebut.
Penyiaran Agama Budha di
Indonesia
Agama Budha di Indonesia tersiar lebih awal jika dibandingkan dengan agama
Hindu diperkirakan sudah sejak abad ke-2 Masehi. Buktiknya :
·
Ditemukan patung Budha
dari perunggu di Jember, Jawa Timur dan di Sempaga, Sulawesi Selatan dan Bukit
Siguntang. Patung tersebut berlanggam Amarawati.
·
Patung Budha dari batu di
Palembang.
·
Berbagai Prasasti dan
bangunan yang diperkirakan dibuat oleh kerajaan lokal yang menjadi penganut
agama tersebut.
0 Response to "Muncul dan Berkembangnya Agama Hindu-Budha"
Posting Komentar