KEHIDUPAN MANUSIA PURBA
A.
Perkembangan
Sosial, Ekonomi, dan Budaya Manusia Purba di Indonesia
1.
MASA BERBURU
DAN MERAMU (food gathering)/MENGUMPULKAN MAKANAN
a) Kehidupan
Sosial
· Pada
masyarakat food gathering, mereka sangat menggantungkan diri pada alam. Dimana
daerah yang mereka tempati harus dapat memberikan persediaan yang cukup untuk
kelangsungan hidup. Oleh karena itu mereka selalu berpindah-pindah.
Sebab mereka hidup
berpindah-pindah adalah sebagai berikut:
a. Binatang
buruan dan umbi-umbian semakin berkurang di tempat yang mereka diami.
b. Musim
kemarau menyebabkan binatang buruan berpindah tempat untuk mencari sumber air
yang lebih baik.
c. Mereka
berusaha menemukan tempat dimana kebutuhan mereka tersedia lebih banyak dan
mudah diperoleh.
· Mereka masih
hidup mengembara. Tempat tinggal sementara di gua-gua. Ada pula kelompok yang
tinggal di daerah pantai
· Mencari
makanan berupa binatang buruan dan tumbuh-tumbuhan liar di tepi sungai atau
danau. Mereka mencari kerang sebagai makanannya.
· Mereka hidup
dalam kelompok-kelompok kecil untuk memudahkan pergerakan dalam mengikuti
binatang buruan/ mengumpulkan makanan.
· Dalam
kelompok-kelompok tersebut terdapat pembagian tugas kerja. Laki-laki pada
umumnya melakukan perburuan. Sementara itu, para wanita mengumpulkan bahan
makanan seperti buah-buahan dan merawat anak. Mereka yang memilih dan meramu
makanan yang akan di makan.
· Hubungan
antar anggota sangat erat, mereka bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidup
serta mempertahankan kelompok dari serangan kelompok lain ataupun dari binatang
buas.
· Populasi
pertumbuhan penduduk sangat kecil karena situasi yang berat, dengan peralatan
yang masih sanagat primitif membuat mereka tidak dapat selamat dari berbagai
bahaya.
b) Kehidupan
Ekonomi
v Pada masa
ini belum ada tanda-tanda adanya kehidupan ekonomi.
v Pada masa
ini untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka bekerjasama dalam kelompok (10-15
orang) untuk berburu dan mengumpulkan makanan. Sehingga kebutuhan hidup mereka
dapat dipenuhi dengan cara mengambil apa yang ada di alam. Ketika persediaan
makanan di suatu daerah sudah habis maka mereka akan berpindah dan mencari
daerah lain yang menyediakan kebutuhan hidup mereka.
v Memang pada
akhir masa ini dapat diketahui bahwa asal kapak genggam dan alat-alat serpih
serta alat-alat tulang berasal dari Asia. Namun belum ada bukti-bukti yang
menunjukkan adanya tanda-tanda berupa alat penukar.
c) Kehidupan
Budaya
ü Dengan
peralatan yang masih sangat sederhana, mula-mula bisa membuat rakit, lama
kelamaan mereka membuat perahu.
ü Mereka belum
mampu membuat gerabah, oleh karena itu, mereka belum mengenal cara memasak
makanan, salah satunya yaitu dengan cara membakar.
ü Mereka sudah
mengenal perhiasan yang sanagat primitif yaitu dengan cara merangkai
kulit-kulit kerang sebagai kalung.
ü Untuk
mencukupi kebutuhan hiudup mereka membuat alat-alat dari batu, tulang, dan
kayu.
ü Pada masa
itu mereka memilih untuk tinggal di goa-goa. Dari tempat tersebut ditemukan
peninggalan berupa alat-alat kehidupan yang digunakan pada masa itu, seperti:
- Kapak
perimbas, Kapak Penetak, Kapak genggam, Pahat genggam, Alat serpih, Alat-alat
dari tulang, dll.
d) Kepercayaan




e) Teknologi
Teknologi masa food gathering masih sangat rendah.
Hampir semua alat-alat yang digunakan masih sangat sederhana sekedar untuk
membantu pekerjaan mereka.
2.
MASA
BERCOCOK TANAM (food Producing) dan berternak
a) Kehidupan
Sosial
☼ Kehidupan bercocok tanamnya dikenal dengan
berhuma, yaitu teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan
menanaminya. Setelah tanah tidak subur maka mereka akan berpindah ke tempat
lain yang masih subur dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Hal ini
dilakukan secara berulang-ulang. Pada perkembangannya mulai menetapkan
kehidupan bercocok tanam pada tanah-tanah persawahan
☼ Telah tinggal
menetap di suatu tempat, mereka tinggal di sekitar huma tersebut, dengan cara
bercocok tanam dan memelihara hewan-hewan jenis tertentu. Hal ini menunjukkan
bahwa mereka telah hidup menetap Hal ini juga menunjukkan bahwa manusia telah
dapat menguasai alam lingkungan.
☼ Dengan
hidup menetap, merupakan titik awal dan perkembangan kehidupan manusia untuk
mencapai kemajuan. Dengan hidup menetap, akal pikiran manusia mulai berkembang
dan mengerti akan perubahan-perubahan hidup yang terjadi.
☼ Jumlah anggota kelompoknya semakin besar
sehingga membuat kelompok-kelompok perkampungan, meskipun mereka masih sering
berpindah-pindah tempat tinggal.
☼ Populasi
penduduk meningkat. Usia rata-rata manusia masa ini 35 tahun.
☼ Muncul kegiatan kehidupan perkampungan, oleh
karena itu di buat peraturan, untuk menjaga ketertiban kehidupan masyarakat.
☼ Diangkat seorang pemimpin yang berwibawa,
kuat, dan disegani untuk mengatur para anggotanya.
☼ Mereka hidup bergotong royong, sehingga mereka
saling melengkapi, saling membantu, dan saling berinteraksi dalam upaya
memenuhi kebutuhan hidupnya.
b) Kehidupan Ekonomi
☺ Mereka telah mengenal sistem barter, dimana
terjadi pertukaran barang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sistem
barter merupakan langkah awal bagi munculnya sistem perdagangan/ sistem ekonomi
dalam masyarakat.
☺ Hubungan antar anggota masyarakat semakin erat
baik itu di lingkungan daerah tersebut maupun di luar daerah
☺ Sistem perdagangan
semakin berkembang seiring dengan semakin berkembangnya kehidupan masyarakat.
☺ Untuk memperlancar
diperlukan suatu tempat khusus bagi pertemuan antara pedagang dan pembeli yang
pada perkembangannya disebut dengan pasar. Melalui pasar masyarakat dapat
memenuhi sebuah kebutuhan hidupnya.
c) Kehidupan
Budaya
♫ Kebudayaan semakin berkembang pesat, manusia
telah dapat mengembangkan dirinya untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik
♫ Peninggalan
kebudayaan manusia pada masa bercocok tanam semakin banyak dan beragam, baik
yang terbuat dari tanah liat, batu maupun tulang
♫ Hasil kebudayaan pada masa bercocok tanam:
Beliung Persegi,
Kapak Lonjong, Mata panah, Gerabah, Perhiasan, Bangunan Megalitikum seperti
menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak, waruga, arca.
d) Kepercayaan
♣ Pada masa ini kepercayaan masyarakat semakin
bertambah, bahkan masyarakat juga mempunyai konsep tentang apa yang terjadi
dengan seseorang yang telah meninggal
♣ Inti kepercayaannya, yaitu penghormatan dan
pemujaan kepada roh nenek moyang sebagai suatu kepercayaan yang berkembang di
seluruh dunia.
♣ Di Indonesia, kepercayaan dan pemujaan
terhadap roh nenek moyang terlihat melalui peninggalan berupa tugu-tugu batu/
bangunan megalitikum yang letaknya di puncak bukit, di lereng gunung/ tempat
yang lebih tinggi dari daratan sekitarnya. Hal ini muncul dari anggapan masyarakat
bahwa roh-roh tersebut berada pada suatu tempat yang lebih tinggi. Terdapat
peninggalan yang berhubungan dengan kepercayaan, yaitu terdapat kebudayaan batu
besar seperti menhir, dolmen, sarkofagus, waruga, arca, serta punden berundak
♣ Kepercayaan masyarakat pada masa ini
diwujudkan dalam berbagai upacara tradisi Megalitikum/upacara-upacara
keagamaan, persembahan kepada dewa dan upacara penguburan mayat yang dibekali
dengan benda milik pribadi ke kuburnya.
♣ Terdapat kepala suku yang memiliki kekuasaan
dan tanggungjawab penuh terhadap kelompok sukunya. Seorang kepala suku dapat
mengatur dan melindungi kelompok sukunya dari segala bentuk ancaman seperti,
ancaman dari binatang buas, ancaman dari kelompok lainnya, ancaman dari wabah
penyakit. Roh nenek moyang selau mengawasi kelompok masyarakatnya. Kepala suku
berhak mengambil keputusan apapun.
♣ Wujud kepercayaan pada masa ini tampak dengan
telah dihasilkan bangunan megalit, seperti menhir, dolmen, keranda, kubur batu,
dll. Adanya bangunan megalit menunjukkan bahwa pemujaan roh nenek moyang
mempunyai tempat penting dalam kehidupan rohani pada masa itu. Pada masa itu
telah ada pula upacara yang berkaitan erat dengan kepercayaan atau agama.
e) Teknologi
Pada masa
bercocok tanam, kebudayaan orang-orang purba mengalami perkembangan yang luar
biasa. Pada masa ini terjadi revolusi secara besar-besaran dalam peradaban
manusia yaitu dari kehidupan food gathering menjadi food producing. Sehingga
terjadi perubahan yang sangat mendalam dan meluas dalam seluruh penghidupan
umat manusia.
3.
MASA
PERTANIAN
Ketika ditemukan
tanaman padi maka sistem pertanian menjadi semakin meningkat dan berkembang
menjadi sistem persawahan. Mereka juga mulai memelihara binatang ternak untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
a) Kehidupan
Sosial
v Bertani
adalah mata pencahariannya. Mulai membudidayaakan tanaman dan hewan peliharaan
tertentu seperti membudidayakan tanaman padi dan memelihara kerbau sebagai
hewan ternak
v Mereka sudah
berladang/ bersawah, dalam bekerja mereka melakukan secara bersama-bersama/
secara gotong-royong. Dengan alat pendukung kapak perunggu yang berfungsi
sebagai pacul.
v Untuk
mengisi waktu menunggu musim panen tiba mereka membuat anyaman dari bambu/
rotan
v Mendiami
tempat-tempat kecil dengan tujuan untuk menghindari serangan binatang buas
v Mulai
mendirikan rumah sebagai tempat berteduh dengan cara bergotong-royong yang
disertai dengan upacara tradisional. Mulai menetap dalam waktu yang cukup lama.
Mereka sudah mengenal pertukangan dengan alat pendukung berupa kapak beliung
yang berfungsi sebagai alat pemotong kayu. Dengan alat-alat tersebut digunakan
untuk mendirikan rumah dengan cara gotong-royong pula.
v Muncul
ikatan sosial antara masyarakat dan keluarga
v Muncul
struktur kepemimpinan di kampung
v Mulai
digunakan bahasa sebagai alat komunikasi
v Mereka telah
memiliki aturan dalam kehidupan masyarakat guna ketertiban dan rapinya
kerjasama dengan cara pembagian kerja
v Mereka
memiliki kebiasaan untuk menyelenggarakan upacara secara tertur yang melibatkan
orang lain.
b) Kehidupan
Ekonomi
§ Memiliki
tingkat kemakmuran yang tinggi, diketahui dari perkembangan teknik pertanian
§ Muncul kegiatan
ekonomi dengan sistem barter
§ Masyarakat
sudah mengenal kegiatan ekonomi sebab pada masa itu sudah ada semacam tempat
produksi alat-alat seperti kapak batu. Hal ini diketahui dari adanya penemuan
bilah-bilah batu yang belum di asah halus dalam jumlah besar di suatu tempat
yang diperkirakan sebagai tempat bahan kapak batu. Selain itu ditemukan pula
kapak-kapak yang sudah jadi.
§ Jika ada
tempat untuk memproduksi berarti pada waktu itu telah ada konsumen yang
membeli. Selain itu ditemukan kulit-kulit kerang yang diprediksikan sebagai
alat penukar (mata uang).
c) Kehidupan
Budaya
Ø Mereka sudah
menetap, dan tinggal di rumah-rumah, membentuk perkampungan dan hidup sebagai
petani.
Ø Mereka telah
mengenal musim sehingga dapat dipastikan mereka telah menguasai ilmu
perbintangan (ilmu falak).
Ø Mereka telah
menggunakan alat-alat kehidupan yang halus seperti kapak persegi, dan kapak
lonjong, selain itu juga menggunakan kapak perunggu, nekara, gerabah serta
benda-benda megalitik.
Ø Alat-alat
yang dibuat dari batu, seperti kapak batu halus dengan beragai ukuran kapak
batu dengan ukuran kecil yang indah digunakan sebagai mas kawin, alat penukar,
atau alat upacara.
Ø Kapak-kapak
dari logam berupa perunggu memunculkan budaya megalitik berupa menhir, dolmen,
punden berundak, pandhusa, dll.
Ø Alat-alat
yang dibuat dari tanah liat sangat berhubungan erat dengan adanya proses kimia,
yaitu proses pencampuran tanah liat, penjemuran, dan teknik-teknik
pembakarannya. Gerabah sudah dibuat dengan warna-warni dan dengan hiasan yang
beraneka ragam. Seperti hiasan dari anyaman kain yang menunjukkan bahwa nenek
moyang kita sudah mengenal tulisan.
4. MASA
PERUNDAGIAN
a) Kehidupan
Sosial
ü Jumlah
penduduk semakin bertambah. Kepadatan penduduk bertambah, pertanian dan
peternakan semakin maju, mereka memiliki pengalaman dalam bertani dan berternak
mereka mengenal cara bercocok tanam yang sederhana.
ü Mereka
memiliki pengetahuan tentang gejala alam dan musim, mereka mulai dapat
memperkirakan peristiwa alam dan memperhitungkan musim tanam dan musim panen.
ü Dengan
diterapkan sistem persawahan maka pembagian waktu dan kerja semakin diketatkan.
ü Dalam
masyarakat muncul golongan undagi, mereka merupakan golongan yang terampil
untuk melakukan perkerjaan seperti pembuatan rumah kayu, gerobak, maupun benda
logam. Pertanian tetap menjadi usaha utama masyarakat.
ü Dari segi
sosial, kehidupan masyarakat zaman ini semakin teratur. Contohnya : ada
pembagian kerja yang baik berdasarkan kemampuan yang dimiliki masing-masing
individu.
ü Pembagian
kerja semakin komplek dimana perempuan tidak hanya bekerja di rumah tetapi juga
berdagang di pasar.
b) Kehidupan
Ekonomi
ü Dari segi
ekonomi, pada masa ini telah terjadi perdagangan dengan cara tukar menukar/
barter dimana perdagangan tersebut dilakukan dengan menggunakan perahu
bercadik. Perdagangan tersebut berlangsung di kawasan Asia Tenggara bahkan
sampai ke India. Hal ini terbukti dengan masuknya pengaruh India ke Indonesia.
c) Kehidupan
Budaya
ü Masyarakat
zaman ini telah menunjukkan tingkat budaya yang tinggi terlihat dari berbagai bentuk
benda seni dan upacara yang ditemukan menunjukkan keterampilan masyarakat
perundagian yang tinggi
ü Zaman ini
ditandai dengan pesatnya kemampuan membuat alat-alat akibat perkembangan
teknologi. Mereka menemukan teknologi peleburan biji logam. Oleh karena itu,
semakin banyak manusia yang menggunakan logam untuk memenuhi perkakas hidupnya.
ü Pada zaman
perunggu, orang dapat memperoleh jenis logam yang lebih keras daripada tembaga,
sebab perunggu merupakan logam campuran dari tembaga dan timah. Sehingga dapat
dikatakan bahwa kebudayaan manusia pada zaman ini jauh lebih tinggi. Terbukti
masyarakatnya sudah mengenal teknologi peleburan dan pencampuran logam.
ü Pada zaman
besi, manusia telah menemukan logam yang jauh lebih keras lagi dimana harus
dileburkan pada titik lebur yang cukup tinggi. Sehingga alat-alat pada zaman
ini telah lebih sempurna daripada sebelumnya. Kemampuan membuat benda-benada
jauh lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan masa sebelumnya. Teknologi
peleburan logam yang digunakan adalah dengan sistem pemanasan, pencetakan
logam, pencampuran logam dan penempaan logam.
ü Pada zaman
Perundagian peralatan gerabah masih ditemukan dengan teknologi yang semakin
maju. Hal ini menunjukkan bahwa peranan alat-alat dari gerabah tersebut tidak
dapat digantikan dengan mudah oleh alat-alat dari dari logam.
d) Kepercayaan
ü Keberhasilan
segala usaha dianggap tergantung pada kekuatan supranatural oleh karena itu
setiap usaha harus dimulai dengan upacara khusus untuk mendapatkan restu dari
nenek moyang.
ü Dalam seni
lukisan semakin menggambarkan kehidupan beragama yang menetap. Lukisan tersebut
dimaksudkan untuk memuja roh nenek moyang. Kepercayaan terhadap roh nenek
moyang tersebut disertai dengan upacara-upacara tertentu. Pada masa ini
golongan ulama memiliki kedudukan yang penting dalam masyarakat, sebab mereka
adalah orang yang menghubungkan antara dunia dengan kekeuatan gaib
e) Teknologi
☺ Teknologi dapat dilihat dari pembuatan
alat-alat pada masa itu. Terlebih lagi teknologi tersebut terlihat pada masa
penggunaan alat-alat dari logam. Hal ini disebabkan karena teknik yang
digunakan untuk membuat alat-alat dari logam tersebut diadopsi dari teknik
membuat logam di daratan Cina.
☺ Logam digunakan sebab penggunaan alat bercocok
tanam dari logam lebih efisien selain itu memiliki nilai artistik yang lebih
tinggi jika dibandingkan alat-alat dari batu.
☺ Zaman logam disebut juga zaman perundagian
dimana masyarakat telah mampu membuat peralatan dengan teknologi sederhana
dengan bahan baku logam.
☺ Teknik yang digunakan pada masa itu adalah
teknik a cire perdue. Caranya sebagai
berikut :
1. Benda yang
hendak dibuat, terlebih dulu dibuat dari lilin lengkap dengan segala bagiannya.
2. Model lilin
tersebut kemudian ditutup dengan tanah
3. Dengan cara
dipanaskan maka tanah tersebut akan menjadi keras, sedangkan lilinnya akan cair
dan mengalir keluar dari lubang yang ada dalam selubung
4. Jika lilin
telah habis maka logam cair dapat dituang ke tempat lilin tadi
5. Setelah
dingin, selubung tanah dipecah dan jadilah benda yang kita kehendakai yang
terbuat dari logam.
B.
PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI DAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT INDONESIA
Teknologi ialah
usaha-usaha manusia dengan berbagai cara untuk mengubah keadaan alam sekitarnya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perkembangan teknologi dapat dilihat dari
kebudayaan yang berkembang waktu itu. Kebudayaan merupakan hasil pemikiran
manusia yang dilakukan secara sadar yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya
Kebudayaan Ngandong
dan Pacitan merupakan kebudayaan Palaeolitik tertua di Indonesia.

Tahun 1935 di
daerah Pacitan, Von Koeningswald dan
Tweedie menemukan alat yang terbuat
dari batu. Alat-alat tersebut oleh Movius diklasifikasikan menjadi kapak
perimbas, kapak penetak, pahat genggam, kapak genggam, alat serpih, dsb. Karena
pada umumnya penggunaannya dengan cara digenggam maka diberi nama kapak genggam
(chopper). Cara pembuatannya masih
kasar karena sekedar mencukupi keperluan saja. Pithecanthropus Erectus merupakan manusia purba pendukung kebudayaan Pacitan.
Karena awalnya
ditemukan di Pacitan maka disebut kebudayaan Pacitan. Kesimpulan bahwa disebut
kebudayaan Pacitan diperoleh setelah membandingkan dengan penemuan fosil
Pithecantropus Pekinensis di Gua Choukoutien oleh Davidson Black. Dimana
manusia purba tersebut ditemukan beserta alat kebudayaannya yang mirip dengan
alat kebudayaan Pacitan. Selain di Pacitan alat-alat berupa kapak genggam
ditemukan di Parigi, Gombong, Sukabumi dan Lahat..

Alat-alat dari tulang dan kapak genggam yang
ditemukan di daerah Ngandong (sebelah utara, Madiun) oleh Von Koenigswald tahun 1934 dinamakan Kebudayaan Ngandong. Yang termasuk kebudayaan Ngandong ialah yang
ditemukan di Sangiran, yang dinamakan alat-alat serpih, berfungsi sebagai
pisau, belati atau alat penusuk. Alat serpih juga ditemukan di daerah Sulawesi
Selatan, Flores, dan Timor. Di Ngandong dan Sidorejo (Ngawi) ditemukan
alat-alat terbuat dari tulang, tanduk dan kapak genggam dari batu. Alat dari
tulang berfungsi sebagai alat tusuk (belati). Alat dari tanduk digunakan untuk
mengorek ubi dari dalam tanah. Selain itu, ditemukan alat-alat seperti tombak
yang berfungsi untuk menangkap ikan.
Pithecanthropus
Soloensis dan Homo Wajakensis merupakan manusia purba yang menghasilkan
kebudayaan Ngandong hidup pada zaman Pleistosein atas.

Van Stein
Callenfels pada tahun 1928 sampai 1931 mengadakan penelitian di gua Lawa dekat
Sampung (daerah Ponorogo). Sebagian besar alat-alat yang ditemukan terdiri atas
alat-alat tulang. Sehingga kebudayaan tersebut dinamakan Sampung Bone-Culture.
C.
KEPERCAYAAN
MASYARAKAT PRASEJARAH DI INDONESIA
Ada 2 sistem
kepercayaan pokok yang berkembang pada masyarakat prasejarah Indonesia, yaitu:
a. Animisme, adalah kepercayaan kepada roh yang
mendiami semua benda termasuk pohon, batu, sungai, dan gunung.
b. Dinamisme, ialah kepercayaan bahwa segala
sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan/
kegagalan manusia untuk mempertahankan hidup.
Selain kedua sistem
kepercayaan tersebut masih ada yang lain, yaitu:
a. Fetisisme, adalah kepercayaan adanya jiwa dalam
benda tertentu (dalam keris, batu mulia/akik)
b. Animatisme, ialah kepercayaan bahwa benda-benda
dan tumbuhan itu berjiwa dan berpikir seperti manusia
c. Totemisme, yaitu kepercayaan kepada binatang
sebagai totem/ lambang dari dewa nenek moyang baik berupa binatang maupun
benda.
d. Syaminisme, adalah kepercayaan akan adanya orang
yang dapat menghubungkan manusia dengan roh.
Peralatan penunjang
upacara salah satunya Dolmen, yaitu batu yang berbentuk meja dan digunakan
sebagai tempat persembahan bagi roh nenek moyang serta mempunyai kekuatan
tertinggi yang melindungi mereka.
Perkembangan kepercayaan Masyarakat
a.
Kepercayaan
terhadap Nenek Moyang
· Sistem
kepercayaan pada masyarakat Indonesia sudah ada sejak masyarakat berburu dan
mengumpulkan makanan. Pada masa itu sudah mengenal adanya penghormatan terhadap
orang yang sudah meninggal dengan cara menguburkan orang yang sudah meniggal di
goa-goa.
· Adanya
pandangan,hidup tidak akan berhenti setelah orang meninggal. Orang yang
meninggal akan pergi ke suara tempat yang lebih baik. Orang yang sudah
meninggal masih dapat dihubungi oleh orang yang masih hidup di dunia ini
demikian pula sebaliknya. Jika yang meninggal orang yang berpengaruh maka
diusahakan akan selalu ada hubungan untuk dimintai nasehat/ perlindungan bila
ada kesulitan dalam kehidupan di dunia.
· Pada masa
bercocok tanam ini ditemukan pula bangunan-bangunan megalitikum yang berfungsi
sebagai tempat pemujaan/ penghormatan kepada roh nenek moyang. Mereka telah
menghormati orang yang sudah meninggal.
· Ditemukan
pula bekal kubur, sebab sebagai bekal untuk menuju ke alam lain. Masyarakat
Indonesia telah memberikan penghormatan dan pemujaan kepada roh nenek moyang.
b.
Kepercayaan
Animisme
Muncul kepercayaan
yang bersifat Animisme, yaitu suatu kepercayaan masyarakat terhadap suatu benda
yang dianggap memiliki roh/ jiwa. Munculnya kepercayaan yang bersifat animisme
didasari oleh adanya berbagai pengalaman dari masyarakat yang bersangkutan.
Selain itu, adanya kepercayaan di tengah masyarakat terhadap benda-benda pusaka
yang dipandang memiliki roh/ jiwa. Contoh: tombak, keris, dan benda-benda
pusaka lainnya. Dapat pula bangunan gedung tua, pohon besar, dsb.
c.
Kepercayaan
Dinamisme
Dinamisme merupakan
kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib. Sejak bercocok tanam
berkembang kepercayaan dinamisme. Kepercayaan ini timbul didasari oleh
pengalaman dari masyarakat yang bersangkutan yang terus berkembang secara turun
temurun dari generasi ke generasi hingga sekarang. Seperti keris/ tombak,
dipandang memiliki kekuatan gaib untuk memohon turunnya hujan, apabila keris
itu ditancapkan dengan ujung menghadap ke atas akan dapat menurunkan hujan.
d.
Kepercayaan
Monoisme
Kepercayaan Monoisme
merupakan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kepercayaan ini berdasarkan
pengalaman-pengalaman dari masyarakat. Pola pikir manusia berkembang. Manusia
mulai berpikir tentang apa yang dialaminya. Pertanyaan yang muncul hingga pada
kesimpulan bahwa di luar dirinya ada suatu kekuatan yang makin besar dan yang
tidak ditandingi oleh kekuatan manusia. Kekuatan itu adalah kekuatan dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Manusia percaya
bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah pencipta alam semesta beserta isinya. Oleh
karena itu, manusia wajib melestarikan alam semesta agar dapat memenuhi
kebutuhan hidupannya, atau menjaga keseimbangan alam semesta agar dapat menjadi
tumpuan hidup manusia.
0 Response to "KEHIDUPAN MANUSIA PURBA"
Posting Komentar