ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
A.
Ras di
Dunia
Dari
mana asal nenek moyang bangsa Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan itu terlebih
dulu kita perlu mengetahui mengenai ras-ras di dunia.
Terkadang orang
menganggap ras sama degan suku bangsa padahal keduanya berbeda. Ras itu sendiri merupakan penggolongan
bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik rumpun bangsa. Sedangkan, Suku Bangsa merupakan kesatuan sosial
yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan
identitas perbedaan kebudayaan khususnya bahasa. Ras itu sendiri menurut para
ahli diturunkan secara genetik yang akan membedakan satu kelompok dengan
kelompok yang lain. Menurut Ralph Linton terdapat 4 ras besar di dunia, antara
lain.
No.
|
Ras Utama
|
Sub Ras
|
Domisili
|
Ciri
|
Keterangan
|
1.
|
Ras
Mongoloid
|
· Mongoloid
Tenggara (Malayan Mongoloid)
· Mongoloid Siberia
Selatan
·
Mongoloid
Asia Timur (Classic Mongoloid)
·
Mongoloid Asia Utara
·
Mongoloid Kutub
·
Mongoloid Amerika
|
Asia Utara, Asia Timur, Asia
Tenggara, Madagaskar (lepas pantai timur Afrika), beberapa bagian India Timur
Laut, Eropa Utara, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Oseania.
|
-
Berambut hitam lurus
-
Mempunyai tanda lahir (memar kebiruan pada bayi)
-
Mempunyai lipatan pada mata yang disebut mata sipit
-
Kulit kuning sampai sawo matang
-
Bulu badan sedikit
|
Ras Mongoloid diambil dari nama
Mongolia dimana sebagian besar berkulit kuning. Sehingga ras ini sering
disebut pula ras ”kulit kuning”.
Tapi seperti orang Indian di Amerika
berkulit merah bahkan orang Asia Tenggara berkulit coklat muda sampai coklat
gelap.
|
2.
|
Ras
Kaukasoid
|
· Indo-Iranian
· Mediteranian
· Alpin
· Nordik
· Baltik
· Uralik
· Armenik
· Dinarian
|
Sebagian besar Eropa, Afrika Utara,
Timur Tengah, Pakistan, dan India Utara.
Keturunannya menetap di daerah Australia, Amerika Utara, Sebagian
Amerika Selatan, Afrika Selatan, dan Selandia Baru.
|
-
Hidung Mancung
-
Kulit pulit
-
Rambut pirang sampai coklat kehitaman
-
Kelompok mata lurus
|
Ras
Kaukasoid disebut dengan ras ”kulit putih” tetapi orang Somalia dan Etiopia
meskipun termasuk dalam ras Kaukasoid tetapi memiliki kulit hitam dan lebih
mirip ras Negroid.
|
3.
|
Ras
Negroid
|
· Negroid
Umum
· Nilote
· Negrito
· Melanesian
|
Benua Afrika di sebelah selatan Gurun
Sahara. Keturunannya mendiami
daerah Amerika Utara, Selatan, Eropa, dan Timur Tengah.
|
-
Berkulit hitam
-
Tinggi
-
Berambut Keriting
-
Bibir tebal
-
Kelopak mata lurus
|
|
4.
|
Ras
Austroloid
|
· Austroloid
Khusus
· Weddoid
|
India, Sri Lanka, beberapa kelompok
di Asia Tenggara, Papua, Kepulauan Melanesia, dan Australia.
|
-
Berambut hitam
-
Keriting
-
Berkulit Hitam
|
Tetapi
untuk suku Aborigin (Australia) berambut pirang dan lurus.
Orang
Malaysia berkulit cenderung putih.
|
Selain keempat ras
tersebut terdapat pula ras khusus seperti Polinesia, Melanesia, Mikronesia,
Ainu, Dravida, Bushmen.
B. Persebaran ras di Indonesia
Persebaran
ras di Indonesia sudah ada sejak zaman
es. Pada zaman es wilayah Indonesia bagian barat masih bersatu dengan benua
Asia sedangkan daerah bagian timur bersatu dengan benua Australia. Pada masa itu telah tersebar 2 ras di Indonesia, yaitu :
- Ras Mongoloid
Ras
ini berasal dari daerah Asia Tengah (Mongoloid). Pada zaman es ini ras
mongoloid tersebar di daerah Indonesia bagian Barat meliputi pulau Sumatra,
Jawa, dan Kalimantan. Dengan arus persebaran sebagai berikut.
Dari
Mongolia menuju ke daerah- daerah dia Asia Tenggara seperti Vietnam, Laos,
Thailand, Malaysia, Singapura, baru menuju ke Indonesia bagian barat.
Semua
ditempuh melalui jalar darat sebab saat itu bagian barat Indonesia masih
bersatu dengan benua Asia Tenggara. Pada perkembangan selanjutnya terbentuklah
pulau-pulau di Indonesia bagian barat seperti Sumatra, Kalimantan dan Jawa,
daratan yang menjadi lautan disebut paparan sunda.
- Ras Austroloid
Ras ini
berpusat di Australia dan menyebar ke Indonesia bagian Timur khususnya wilayah
Papua/Irian Jaya. Persebaran ke daerah inipun dilakukan melalui darat sebab
saat itu papua masih bersatu dengan benua Australia perkembangannya daratan
yang menjadi lautan disebut paparan sahul.
Sementara
itu daerah di zone Wallacea seperti
Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku merupakan daerah penyaringan bagi migrasi
manusia dan fauna dari paparan sunda ke paparan sahul maupun sebaliknya
sehingga sangat terbatas sekali ras yang dapat masuk ke wilayah ini.
Jadi awalnya ras nenek moyang bangsa Indonesia adalah ras
Mongoloid dan ras Austroloid.
Perkembangan selanjutnya pada tahun 2000 SM mulai terjadi migrasi/
perpindahan ras dari berbagai daerah ke Indonesia, yaitu :
- Migrasi pertama, Ras Negroid
Ciri dari ras
berkulit hitam, bertubuh tinggi, dan berambut keriting.
Ras ini datang ini
dari Afrika. Di Indonesia ras ini
sebagian besar mendiami daerah Papua.
Keturunan ras ini
terdapat di Riau (pedalaman) yaitu
suku Siak
(Sakai), serta suku Papua melanesoid mendiami Pulau
Papua dan Pulau Melanesia.
- Migrasi kedua, Ras Weddoid
Ciri ras ini adalah
berkulit hitam, bertubuh sedang, dan berambut keriting.
Ras ini datang dari India bagian selatan.
Keturunan ras ini
mendiami kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara Timur (Kupang).
- Migrasi Ketiga, Ras Melayu Tua (Proto Melayu)
Ciri
ras ini adalah berkulit sawo matang, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan
berambut lurus. Ras ini termasuk dalam Ras Mongoloid (sub ras Malayan
Mongoloid) berasal dari daerah Yunan (Asia Tengah) masuk ke Indonesia melalui
Hindia Belakang (Vietnam)/ Indo Cina baru selanjutnya ke Indonesia.
Di
Indonesia Ras ini menyebar melalui 2 Jalur sesuai dengan jenis kebudayaan
Neolithikum yang dibawanya, yaitu.
1)
Jalur
pertama, melalui jalur barat dan membawa kebudayaan berupa
kapak persegi. Dengan menempuh jalur darat dari Yunan mereka menuju ke
Semenanjung Melayu melalui Thailand selanjutnya menuju ke Sumatra, Jawa, Bali,
ada pula yang menuju Kalimantan dan berakhir di Nusa Tenggara. Sehingga di
daerah tersebut banyak ditemukan peninggalan berupa kapak persegi/ beliung
persegi.
Keturunan Proto Melayu yang melalui
jalur ini adalah masyarakat/ Suku Batak , Nias(Sumatra Utara), Mentawai
(Sumatra Barat), Suku Dayak (Kalimantan), dan Suku Sasak (Lombok).
2) Jalur kedua, melalui jalur
timur dan membawa kebudayaan berupa kapak lonjong. Dengan menempuh jalur laut
dari Yunan (Teluk Tonkin) menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina,
kemudian ke daerah Sulawesi, Maluku, ke Irian selanjutnya sampai ke Australia.
Peninggalan kapak lonjong banyak ditemukan di Papua. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah suku Toraja
(Sulawesi Selatan), Suku Papua (Irian), Suku Ambon, Ternate, Tidore (Maluku).
- Migrasi Keempat, Ras Melayu Muda (Deutro Melayu)
Sekitar
500 SM datang migrasi dari ras
Deutro Melayu dari daerah Teluk Tonkin, Vietnam selanjutnya mendesak keturunan
ras Proto Melayu yang telah menetap lebih dahulu dan masuk Indonesia menyebar
keberbagai daerah baik di pesisir pantai maupun pedalaman.
Mereka
masuk membawa kebudayaan yang relatif lebih maju yaitu kebudayaan logam terutama
benda-benda dari Perunggu, seperti nekara, moko, kapak corong, dan perhiasan.
Hasil kebudayaan ras ini sangat terpengaruh dengan kebudayaan asalnya dari
Vietnam yaitu Budaya Dongson. Tampak dengan adanya kemiripan antara artefac
perunggu di Indonesia dengan di Dongson.
Keturunan dari Deutro Melayu yaitu
suku Minang (Sumatra barat), Suku Jawa, dan Suku Bugis (Sulawesi Selatan).
Ras ini pada perkembangannya mampu melahirkan kebudayaan baru yang selanjutnya
menjadi kebudayaan bangsa Indonesia sekarang.
Migrasi
dari berbagai macam ras tersebut perkembangannya saling berbaur/bercampur
hingga menghasilkan berbagai macam suku dengan beraneka ragam cirinya.
Keanekaragaman tersebut disebabkan karena perbedaan keadaan alam (letak
geografis, iklim), Makanan(nutrisi), dan terjadi perkawinan campur.
Sehingga secara umum ciri fisik masyarakat Indonesia
adalah sebagai berikut.





ASAL USUL
BAHASA INDONESIA
Bahasa merupakan sistem perlambangan manusia baik lisan maupun
tertulis untuk berkomunikasi satu dengan lainnya.
Para ahli
mengemukakan bahwa hampir semua wilayah di Indonesia terdiri dari Rumpun bahasa Austronesia. Meskipun di
Indonesia bagian Timur mengucapkan menggunakan
bahasa Papua yang berpusat di Nugini.
Secara harafiah,
kata Austronesia
berarti kepulauan selatan. Bahasa Austronesia sendiri saat ini diperkirakan
berjumlah sekitar 1262 bahasa. Di Indonesia sendiri terdapat 190 juta bahasa
yang ditutukan (digunakan untuk percakapan/ diucapkan sehari-hari).
Rumpun bahasa Austronesia merupakan rumpun
bahasa yang sangat luas persebarannya di dunia. Rumpun Bahasa Austronesia
digunakan di daerah Asia Tenggara, Oseania, Madagaskar, Taiwan, Suriname. Rincian wilayah persebaran bahasa
Austronesia meliputi daerah Taiwan dan Hawaii (di utara) sampai Selandia Baru
(di selatan) dan dari Madagaskar (di barat) sampai Pulau Paskah (Rapanui) di
Timur.
Rumpun Bahasa Austronesia terdiri dari 2 sub kelompok,
yaitu :
1.
Bahasa Formosa
Digunakan
hanya di daerah kepulauan Taiwan/Formosa
2. Bahasa
Melayu-Polinesia
- Bahasa Melayu-Polinesia Barat (Jawa, Sumatra, Semenanjung Melayu)
Meliputi
daerah Filipina, Vietnam, Madagaskar, Malaysia, Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Bali, Lombok, Sumbawa bagian barat
- Bahasa Melayu-Polinesia Timur Tengah
1)
Bahasa Melayu-Polinesia Tengah (Maluku dan Nusa
Tenggara)
Meliputi
daerah Sunda kecil mulai dari Sumbawa bagian timur, Maluku kecuali Halmahera
2) Bahasa
Melayu-Polinesia Timur (Halmahera hingga Oceania)
Meliputi
Halmahera Selatan hingga Nugini Barat, Oceania, Kepulauan Pasifik, Melanisia,
Mikronesia, dan Polinesia
Bahasa Austronesia
berakar dari daerah pantai Cina Selatan dan sebagai rumpun bahasa, bahasa
Austronesia berasal dari daerah Taiwan (Formosa). Kira-kira sudah ada dan
berkembang disana sejak 6000 SM.
Arus persebaran bahasa di Indonesia.
1.
4000 SM, rumpun bahasa Austronesia masuk dan mulai
berkembang di Indonesia
2.
1500 SM tersebar bahasa Melayu dan bahasa Jawa di
Indonesia
Bahasa
Melayu merupakan bahasa termuda diantara bangsa lain di dunia. Merupakan bahasa
keempat dalam urutan jumlah penutur terpenting bagi bahasa-bahasa di dunia
setelah bahasa Mandarin, Inggris, dan Urdu (Hindi). Para ahli menyampikan bahwa
bahasa Melayu berasal Kepulauan Melayu (berasal dari Sumatera Selatan di
sekitar Jambi dan Palembang)
3. Perkembangannya
bahasa di Indonesia bagian timur menjadi lebih beragam sebab terjadi percampuran
antara rumpun Austronesia dengan bahasa Papua.
8 April 2013 pukul 21.25
siip deh, lumayan buat bahan bikin LKS
6 Mei 2013 pukul 07.35
cool!!!
24 November 2013 pukul 03.01
asik yaa.. ilmu sejara .bangga jd orang campuran hehe
4 Februari 2015 pukul 18.19
keren bisa menjadi materi yang bermanfaat nih !!!!!
11 April 2015 pukul 10.45
Wah lengkap betul admin. Saya izin copas untuk tugas sekolah ya. Owh iya, saya mau tanya, kata guru saya asal usul nenek moyang bangsa Indonesia ini memang benar dari China, tepatnya di Yunan. Nah, sekarang Yunan itu di China sebelah mana ya. Mohon penjelasannya. Trims
3 Maret 2017 pukul 02.01
BINGUNG,INDONESIA MAYORITAS,KULITNYA HITAM.JAWA JUGA HITAM.MAJAPAHIT MEMANGNYA DARI TIONGHOA??? INI JADI SEJARAH BURUK, APABILA DARI CINA. PAPUA HITAM.SULAWESI JUGA HITAM.MALUKU HITAM.KECUALI DAERAH MINAHASA PUTIH SEPERTI CINA. TUNGGU DULU,AKU BINGUNG DENGAN SEJARAH INI.
3 Maret 2017 pukul 02.02
BINGUNG,INDONESIA MAYORITAS,KULITNYA HITAM.JAWA JUGA HITAM.MAJAPAHIT MEMANGNYA DARI TIONGHOA??? INI JADI SEJARAH BURUK, APABILA DARI CINA. PAPUA HITAM.SULAWESI JUGA HITAM.MALUKU HITAM.KECUALI DAERAH MINAHASA PUTIH SEPERTI CINA. TUNGGU DULU,AKU BINGUNG DENGAN SEJARAH INI.
2 Juni 2017 pukul 03.52
Lumayan nambah wawasan tentang Asal usul nenek moyang indonesia terimakasih gan
17 Agustus 2018 pukul 07.48
masuk masuk ajah komen2 sampah kayak gini yaaa...miris
7 Agustus 2020 pukul 06.49
aaa blognya cantik bangett huhu,btw info nya bagus banget makasii ya